PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MULTIFUNGSI TERHADAP PRODUKTIVITAS RUMPUT ODOT (Pennisetum Purpureum CV. MOTT) SETELAH DEFOLIASI PERTAMA
Abstract
The purpose of this research is to determine the effect of multifunctional fertilizer application on the productivity of Pennisetum purpureum cv. Mott grass after the first defoliation. The data analysis method used in this research is a Completely Randomized Design (CRD) Non-Factorial consisting of 4 treatments and 5 replications, namely P0 (Without multifunctional fertilizer application), P1 (Multifunctional fertilizer application every 2 days), P2 (Multifunctional fertilizer application every 3 days), and P3 (Multifunctional fertilizer application every 5 days). The parameters observed in this study are the number of tillers, plant height, and fresh material production. The results of the study show that treatment P1 is the best treatment in terms of fresh material production, plant height, and number of tillers of Pennisetum purpureum cv. Mott grass with multifunctional fertilizer application after the first defoliation, with the number of tillers of Pennisetum purpureum cv. Mott grass being 4.88/polybag, plant height being 65.40 cm/polibag, and fresh material production being 216.84 grams/polybag.
References
Morrone. 2010. Phylogenetic Studies Favour the Unification of
Pennisetum, Cenchrus and Odontelytrum (Poaceae): A Combined
Nuclear, Plastid and Morphological Analysis, and Nomenclatural
Combinations in Cenchrus. 106(1):107-130.
Fahri, A., Meriatna, dan Suryati. 2018. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Volume Bio Aktivator EM4 (Effective Microorganisme) pada Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Buah-buahan. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 7(1): 13-29.
Gardner, F.P., RB. Pearce, dan R.L. Mitchell, 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press. Jakarta.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Hanifiah, K. I., 2014. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi Edisi Ketiga. Raja Grafindo. Jakarta.
Haryadi 1986. Pengantar Agronomi. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB PP: 191 Hal. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi.pdf. [18 Desember 2016].
Ifradi, M. Peto, Elsifitriana. 2003. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan mulsa jerami padi terhadap produksi dan nilai gizi rumput raja (Pennisetum purpuphoides) pada tanah Podzolik Merah Kuning. J. Peternakan dan Lingkungan. 10: 31- 40.
Kaca, L. Suariani., dan N. Ketut. 2019. Budidaya Rumput Odot di Desa Sulangai Kecamatan Petang Kabupaten Badung-Bali. Community Services Journal (CSJ), 2 (1), 29-33.
Lasamadi, R. D., S. S. Malalantang., Rustandi dan S. D. Anis. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi EM4. Jurnal Zootek. 32(5):158-171.
Mayrowani H. 2012. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Henny
Mayrowani. Forum Penelitian Agro Ekonomi 30(2): 91-108.
Muhakka, A. Napoleon, dan P. Rosa. 2012. Pengaruh pemberian pupuk cair terhadap produksi rumput gajah Taiwan (Pennisetum purpureum schumach). Jurnal Peternakan Sriwijaya. 1(1):48-54.
Panagiotidis, D., Abdollahnejad, A., Surový, P., & Chiteculo, V. (2017). Determining tree
height and crown diameter from high-resolution UAV imagery. International Journal of Remote Sensing, 38 (8–10), 2392 – 2410.
Purbajanti, E.D. 2013. Rumput dan Legume Sebagai Hijauan Makanan Ternak. Graha Ilmu. Jakarta.
Purwawangsah, H dan B. W. Putera. 2014. Pemanfaatan lahan tidur untuk
penggemukan sapi. Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1(2):92-96.
Rambe dan M. Yunus. 2013.” Penggunaan Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk
Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Media Gambut. Skripsi. Fak. Pertanian dan Peternakan Univ. Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Rica, M. S. 2012. Produksi dan Nilai Nutrisi Rumput Gajah (Pennisetum
purpureum) CV. Taiwan yang Diberi Dosis Pupuk N, P, K Berbeda dan
CMA pada Lahan Kritis Tambang Batubara. Universitas Andalas.
Risqiani, N, Ambarwati dan W. Y. Nussih. 2007. Pengaruh Dosis dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris L) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan. 7(1):45-53.
Santos, R. J. C., Lira, M. A., Guim A., Santos, M. V. F., Dubeux-Jr, J. C, B and
Mello, A. C. L. 2013. Elephant Grass Clones for Silage Production. Sci
Agric. 70(1):6-11.
Seseray, D. Y., B. Santoso dan M. N. Lekitoo. 2013. Produksi Rumput Gajah
(Pennisetum purpureim) yang diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0,50 dan 100% pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan. 11 (1) 49-55.
Sharma, A. R. and B. N. Mittra. 1991. Effect of different rates of application of
organic and nitrogen fetilizers in a rice-based cropping system. The
Journal of Agricultural Science. 117 : 313-318.
Sirait, J., Simanihuruk, K dan Hutasoit, R. 2015. Palatabilitas dan Kecernaan
Rumput Gajah Kerdil (Pennisetum purpureum Cv. Mott) pada Kambing
Boerka sedang Tumbuh. Sei Putih (Indonesia): Loka Penelitian Kambing Potong.
Sundari, I. Maruf W dan Dewi, E. 2014. Pengaruh Penggunaan Bioaktivator EM4 dan Penambahan Tepung Ikan terhadap Spesifikasi Pupuk Organik Cair Rumput Laut (Gracilaria sp). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3(3) : 88-94.
Sutedjo. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Syarifuddin, N. A. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah Enzilase pada berbagai Umur Pemotongan. Skripsi. Fakultas Pertanian Unila. Lampung.
United States Department of Agriculture. 2012. Plants Profile for Pennisetum purpureum Schumach-Elephant Grass. National Resources Conservation Services. United State Department of Agricultural.